sapaan

ASSALAMMUALLAIKUM

SELAMAT MENIKMATI

Jumat, 25 November 2011

PENAMBATAN N2 NON-SIMBIOTIK


Mikroba penambatan N2 non_simbiotik hanya terbatas pada prolariota, yaitu kelompok bakteri dan sianobakteria. Kemampuan penambatan N2 dari beberapa genera diantaranya Azotobacter, Azospirillum, Beijerinkia, dan sianobakteri.
Penambatan nitrogen secara hayati yang non sinbiotik dilakukan oleh jasad mikro yang hidup bebas. Menurut Tedja Imas dkk. (1989), beberapa jasad mikro yang dapat menambat N2 secara non simbiotik adalah Azotobacter. Bakteri ini bersifat mesofilik dan aerob obligat dengan laju respirasi yang sangat tinggi. Efisiensi penambatan nitrogen rendah sehinga kurang berarti di alam Species lain adalah Beijerinckia dan Derxia, bersifat aerobik dan tumbuh baik pada keadaan asam (sampai pH 3). Bakteri ini umum dijumpai di tanah-tanah trofis.
Ada dua cara yang baik untuk mengukur perubahan nitrogen/penambatan nitrogen adalah :
1.            Penggunaan isotop 15N2 dengan cara ini jazad mikro yang diteliti ditumbuhkan dengan diberi 15N2 maka akan tergabung ke dalam protoplasma. Tehnik ini cukup sensitif dan tepat, tapi  15N2  sangat mahal harganya dan diperlukan alat canggih spektrotometer yang mahal.
2.            Dengan uji redaksi asetilin, metode ini berdasarkan pada prinsip bahwa jazad mikro yang dapat mereduksi N2 (berikatan 3) juga dapat mereduksi asetilin (juga berikatan 3).
N = N ------reduksià 2NH3
HC = CH ------reduksià H2N = CH3
Gas estilen yang merupakan hasil reduksi asetelin dapat ditentukan dengan mudah dengan menggunakan gas kromatografi. Cara ini termasuk sensitif, memerlukan substrat (asetelin) yang tidak mahal, dan gas kromatografi merupakan alat yang umum dipakai di banyak lab.
A.    Azotobacter
Azotobacter merupakan bakteri diazotop non simbiotik yang paling banyak diteliti. Azotobacter bersifat mesofilik dan aerobic obligat, mempunyai laju respirasi sangat tinggi dan mempunyai pertumbuhan optimum 300C. Pada tempat tersebut Azotobakter dapat memberikan sumbangan nyata dalam keharaan N tanah dari N2 yang ditambatnya. Azotobacter sangat peka terhadap Ph tanah dan tidak di jumpai pada tanah-tanah dengan Ph dibaeah 6,0.
B.     Azospirillum
Azospirillum dapat di isolasi dari tanah rhizosfer dan perakaran sebagian besar tanaman Graminae misalnya jagung, sorgum, gandum, padi sawah dan padi gogo. Azospirillum merupakan bakteri penambat N2 non simbiotil yang berflagel polar berbentuk spiral dan membentuk asosiasi dengan tanaman familia Graminae.
C.     Beijerinkia
Merupakan bakteri diazotop yang bersifat aerobic dan dapat tumbuh baik pada Ph asam (sekitar Ph 3). Derxia yang bersifat aerobic dan toleran terhadap asam telah dijumpai pada Ph 5-9, namun efisien penambatan N2 nya rendah (2-10 mg N G-1 karbohidrat yang dikonsumsi)
D.    Sianobakteri
Sianobakteria banyak di jumpai pada tanah-tanah tergenang. Penambatan nya dirangsang oleh intensitas cahaya namun terhambat pada paparan cahaya yang berlebihan. Laju penambatan N2 lenih rendah daripada Azotobakter dab Closidium. Bila tersedia gula sebagai sumber C dan energi, beberapa sianobakteria dapat tumbuh secara heterotrofik dalam keadaan gelap, walaupun pertumbuhannya lambat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penambatan nitrogen non simbiotik adalah faktor lingkungan, terutama ciri kimia dan fisika habitatnya (Tedja Imas,1989). Faktor-faktor tersebut meliputi ketersediaan senyawa nitrogen, kesediaan nutrigen anorganik, macam sumber energi yang tersedia, pH, kelembab,dan suhu.
Jazad mikropenambat N2 pada umumnya juga mampu menggunakan amonium, nitrat, dan senyawa nitroge organik. Amonium lebih disukai dan bersama-sama dengan senyawa-senyawa yang dapat diubah menjadi amonium (seperti urea dan nitrat) merupakan penghambat penambatan nitrogfen yang paling efektif.
Bila jazad mikro penambatan nitrogen ditumbuhkan pada media yang mengandung garam-garam amonium dan senyawa nitrogen lainnya, beberapa nutrien anorganik diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daipada medium tersebut bebas dari nitrogen.  Dalam penambatan nutrigen diperlukan molibdenum, besi, calsium dan kobalt dalam jumlah yang cukup.
Bagi jazad heterotrof, tersedianya sumber energi merupakan faktor utama yang membatasi laju dan besarnya asimilasi N2. Penambatan gula sederhana, selulosa, jerami, atau sisa-sisa tanaman dengan nisbah C/N yang tinggi seringsekali meningkatkan dengan nyata transformasi N.
pH mempunyai pengaruh yang nyata, Azotobacter dan Sianobakteri tergolong sangat peka pada tanah-tanah dengan pH kurang dari 6,0 sedangkan Beijerinckia tidak peka dan dapat tumbuh dan menambat N2 pada pH 3-9.
Kelembab tanah sering kali menentukan laju penambatan nitrogen dan kandungan air optimum tergantung pada tanah yang bersangkutan dan jumlah bahan organik yang tersedia. Bila kelembaban terlalu tinggi maka keadaan aerobik berubah menjadi anaerobik.
Suhu optimum bagi penambatan nitrogen adalah suhu sedang. Penambatan terhenti pada suhu beberapa derajat di atas suhu optimum. Di beberapa daerah beriklim sedang bagian Utara didapati bahwa penambatan nitrogen masih berlangsung sekalipun pada musim dingin. Jazad mikro pelakunya diperkirakan algae atau lumut kerak.

Sumber :

Anonim. 2008. Http://www.Penambatan Nitrogen Non Simbiotik. Diakses pada tanggal 14 April 2010 Pukul 06.00 WIB. 
Purwanto. 2008. Penambatan Dinitrogen Secara Hayati. UNS Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar