sapaan

ASSALAMMUALLAIKUM

SELAMAT MENIKMATI

Rabu, 14 Desember 2011

BIJI DURIAN DIBUANG SAYANG,..BIKIN BIOETANOL AJA

              PENDAHULUAN
 
A. Latar belakang
Harga bahan bakar minyak yang terus meningkat dan cadangan minyak dunia yang makin terbatas telah mendorong upaya untuk mendapatkan bahan bakar alternatif (Kerr 1998; Wheals et al. 1999; Aristidou dan Penttila 2000;Jeffries dan Jin 2000; Zaldivar et al. 2001; John 2004; Schubert 2006). Berbagai faktor seperti kenaikan harga bahan bakar minyak, kesadaran akan biosekuriti untuk meningkatkan pendapatan domestik, kesadaran untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dan potensi untuk meningkatkan pengembangan regional sangat mempengaruhi peningkatan minat untuk memproduksi bahan bakar nabati (BBN) (Rogers 2006). Bioetanol dan biodiesel adalah energi alternatif yang banyak diproduksi di dunia sampai saat ini.
Bioetanol ini dapat dibuat dari zat pati/amilum (C6H10O5)n yang dihidrolisa menjadi glukosa kemudian difermentasi dengan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae pada temperature 27-30 ºC (suhu kamar). Hasil fermentasi ini mengandung etanol ± 18 %. Selanjutnya didestilasi pada 78ºC (titik didih minimum alkohol), sehingga akan dihasilkan etanol dengan kadar ± 95,6%. Untuk memperoleh etanol absolut maka etanol 95,6% ini ditambah CaO untuk mengikat air [3]. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk membuat ethanol dari biji durian ( Durio zibethinus). Biji durian (Durio Sp) mempunyai kadar amilum 43,6 % untuk biji durian segar dan 46,2 % untuk biji yang sudah masak. Ini merupakan angka yang potensial guna pengolahan amilum menjadi etanol. Amilum yang berbentuk polisakarida dapat dihidrolisis menjadi glukosa dalam kadar yang tinggi melalui pemanasan. Glukosa inilah yang selanjutnya difermentasi untuk menghasilkan etanol. Dengan potensi durian yang demikian besar di Indonesia maupun di dunia, akan sangat disayangkan jika biji durian (Pongge) yang sering dianggap limbah tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih besar manfaatnya seperti untuk pembuatan bioethanol ini.

II ISI
A. Metode Percobaan
     1. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah biji durian, ragi Saccharomyces cerevisiae merk “DK”, aquadest dan garam Pasteur
     2. Alat
Ø Set alat permentasi
Ø Penampung gas karbondioksida hasil fermentasi
Ø Kompor listrik
Ø Panci pengukus
Ø Beker gelas
Ø Gelas ukur
Ø Spatula
Ø Gelas arloji
Ø Blender
Ø Barometer
Ø Termometer
Ø Gelas pengaduk
      3. Cara Kerja
          A. Preparasi bahan
              1. Penepungan biji durian
Biji durian dicuci bersih. Selanjutnya biji durian tersebut dimemarkan kemudian dikeringkan di bawah terik matahari. Setelah kering dihaluskan (diselep). Hasilnya disimpan di tempat kering dan bersih.
              2. Pembuatan cake biji durian
Tepung biji durian ditimbang sebanyak massa yang diinginkan dan ditambahkan air perbandingan 1:2. Campuran ini dikukus selama 1,5 jam. Akan menghasilkan padatan yang selanjutnya disebut “cake biji durian”. Cake biji durian dihaluskan dengan blender.

           B. Fermentasi
               1. Fermentasi tanpa ragi
Cake biji durian yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam botol fermentasi, ditambahkan garam Pasteur sebanyak 150 mL dan air sebanyak 1,5 L. Campuran dalam botol tersebut ditutup rapat. Selang pada tutup botol dimasukkan dalam bagian bawah tabung. Diamati perubahan ketinggian air dalam tabung. Kondisi fermentasi dicatat tiap selang waktu tertentu (pagi dan sore hari) selama 5hari.
               2. Fermentasi dengan variasi massa dan waktu
Cake biji durian yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam botol fermentasi, ditambahkan ragi sebanyak 5 gram, garam Pasteur sebanyak 150 mL, air sebanyak 1,5 L dan ditutup rapat. Selang pada tutup botol dimasukkan dalam bagian bawah tabung. Kondisi fermentasi dicatat tiap selang waktu tertentu (pagi dan sore hari) selama 5 hari.
 
B. Pembahasan
     1. Fermentasi tanpa ragi
        Fermentasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah gas yang keluar dari botol proses adalah benar hanya dari fermentasi ataukah ada gas lainnya (misalnya gas hasil pembusukan). Setelah dilakukan pengamatan terhadap tabung penampung gas, tidak terdapat sedikitpun gas dalam tabung (tabung masih penuh dengan air). Jadi dapat dipastikan bahwa gas yang keluar dari botol fermentasi adalah gas hasil fermentasi yang tidak lain adalah gas karbondioksida yang dapat diketahui volumenya. Dengan demikian jumlah etanol hasil proses fermentasi dapat diketahui dari jumlah gas karbondioksida yang keluar dari botol proses.
     2. Fermentasi dengan variasi waktu fermentasi
Jumlah mol etanol dihitung dari jumlah mol gas karbondioksida hasil fermentasi berdasarkan stoikiometri. Volume gas CO2 (VCO2) dapat diketahui dengan mengukurdimensi tabung penampung gas. Suhu (T) dan tekanan sistem (P) terukur. Dengan menggunakan persamaan gas ideal dapat ditentukan mol gas CO2 yang dihasilkan (nCO2).Dari persamaan reaksi (1) terlihat bahwa mol gas karbondioksida (nCO2) dihasilkan akansebanding dengan mol etanol (netanol) yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa fermentasi terhenti saat fermentasi telah berlangsung selama 75 jam (±3 hari), massa tepung biji durian agar tercapai hasil ethanol yang maksimum adalah 125 gram, dan perbandingan massa ragi Saccharomyces cerevisiae merk “DK” dan massa tepung biji durian kering adalah 0,04.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar